Skip to main content

Perawatan Tali Pusar Bayi

perawatan-tali-pusat-bayi-yang-perlu-ibu-ketahui-untuk-mencegah-infeksi.jpg

Saat bayi lahir, tali pusar tidak akan langsung lepas dengan sendirinya. Tali pusar biasanya akan mengering dan akhirnya puput sekitar 1-2 minggu setelah si Kecil lahir. Nah, di rentang waktu ini penting bagi Ibu untuk menjaga kebersihan tali pusar si Kecil. Perawatan yang tepat membantu mencegah tali pusar bayi mengalami iritasi dan infeksi.

Perawatan tali pusar yang sebaiknya diperhatikan orangtua

Tali pusar membantu menyalurkan nutrisi dari ibu ke bayi selama sembilan bulan di dalam rahim. Tanpa tali pusar, si Kecil tidak akan mendapatkan asupan nutrisi yang cukup dan tumbuh kembangnya pun akan terhambat.

Setelah bayi lahir, tali pusar tidak lagi berfungsi sehingga dokter akan memotongnya dan hanya menyisakan sedikit. Nah, sisa tali pusar yang pendek ini tetap perlu mendapatkan perawatan ekstra sampai akhirnya lepas sendiri.

Berikut langkah perawatan tali pusar yang tepat:

1. Membersihkan tali pusar

Dilansir dari laman American Pregnancy, orangtua disarankan untuk mengelap tali pusar bayi dengan kain yang dibasahi alkohol. Namun, banyak pula dokter anak yang berpendapat bahwa cara ini dapat mengiritasi kulitnya dan memperlambat penyembuhan.

Cara amannya: basahi kapas bersih dengan air bersih, kemudian usap area tali pusar dengan kapas lembap tersebut.

Ingatlah untuk selalu mencuci tangan dengan sabun sebelum memulai perawatan untuk tali pusar si Kecil. Jika area tali pusar terkena urin atau kotoran saat mengganti popok, Ibu wajib segera membersihkannya.

Untuk lebih jelasnya, konsultasikan ke dokter mengenai cara membersihkan tali pusar yang tepat.

2. Menjaganya tetap kering

Jangan biarkan tali pusar lama-lama dalam keadaan lembap. Segera keringkan area tali pusar setiap kali habis dibersihkan.

Perawatan tali pusar yang satu ini tidak boleh diabaikan. Semakin cepat pangkalnya mengering, akan semakin cepat tali pusar puput.

Jangan tutupi tali pusar dengan popok karena hal ini bisa membuat areanya lembap. Jika popok yang digunakan terlalu panjang, lipatlah bagian depannya agar tidak menutupi tali pusar. Saat di rumah, biarkan area ini terbuka supaya tali pusar cepat kering.

Anda juga bisa membeli popok khusus yang bisa membebaskan area tali pusar terpapar udara agar lebih cepat kering.

3. Mandikan si kecil dengan waslap

Tidak hanya untuk merawat bayi, memandikan juga termasuk salah satu perawatan tali pusar yang tidak boleh dilewatkan. Namun, pastikan Anda mengetahui cara tepatnya.

Pilih sabun mandi yang tidak licin setelah digunakan, sepert JOHNSON’S® Cotton Touch™ Top-To-Toe™ Wash. Selain mudah dibilas, sabun ini membuat kulit sang bayi lembut dan bersih.

Agar area tali pusar bisa tetap kering setiap saat, ada baiknya mengelap badan bayi menggunakan waslap lembap waktu mandi. Dengan begitu, Anda bisa menghindari area tersebut agar tidak terkena air.

Namun, jika Ibu ingin memandikan bayi di bak, pastikan untuk mengipasi area ini setelahnya sampai kering. Jangan menggosoknya karena tali pusar justru bisa mengalami iritasi.

4. Tunggu tali pusar lepas sendiri

Mungkin Ibu merasa gemas melihat tali pusar si Kecil yang tidak kunjung lepas. Namun, jangan coba-coba untuk menariknya sampai lepas.

Tali pusar memang tidak memiliki saraf sehingga bayi tidak akan merasa sakit ketika terlepas atau digunting. Akan tetapi, lebih baik tunggu tali pusar bisa lepas sendiri tanpa paksaan untuk mencegah risiko infeksi.

Konsultasikan lebih lanjut ke dokter apabila tali pusar tidak kunjung terlepas setelah tiga minggu. Bisa jadi ada masalah yang tidak disadari pada bayi atau kesalahan perawatan tali pusar yang telah dilakukan.

Kenali tanda-tanda tali pusar terinfeksi

Selama perawatan dan proses menunggu puputnya, sangat normal jika Anda melihat ada sedikit darah di pangkal tali pusar.

Namun, Ibu tetap harus bisa membedakan mana kondisi normal dan mana yang menandakan infeksi.

Biasanya infeksi pada tali pusar dapat dengan mudah dikenali lewat tanda-tanda berikut:

  • Pangkal tali pusar tampak merah atau bengkak
  • Area tali pusar terus berdarah
  • Tali pusar mengeluarkan nanah berwarna kekuningan atau putih
  • Keluar cairan berbau tidak sedap dari area ini
  • Bayi terus rewel padahal sudah disusui karena tali pusar mungkin terasa nyeri

Ibu wajib segera membawa si Kecil ke dokter jika tanda-tanda di atas muncul. Pasalnya, infeksi tali pusar bisa menyebabkan omphalitis, sebuah infeksi yang bisa mengancam nyawa bayi.

Perawatan dan pengobatan tali pusar perlu segera dilakukan untuk menghentikan penyebaran infeksi.

 

References:

Umbilical Cord Care: Do’s and Don’ts for Parents https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/infant-and-toddler-health/in-depth/umbilical-cord/art-20048250 accessed on September 19th 2019

Umbilical Cord Care and Signs of Infection https://americanpregnancy.org/first-year-of-life/umbilical-cord/ accessed on September 19th 2019

Umbilical Cord Care https://www.chop.edu/conditions-diseases/umbilical-cord-care accessed on September 19th 2019

What to Know About Your Baby Umbilical’s Cord https://www.webmd.com/parenting/baby/baby-umbilical-cord#1 accessed on September 19th 2019

Kembali ke Atas