Skip to main content

Kenali 6 Tahap Perkembangan Sensorik dan Motorik pada si Kecil

johnsons-baby-kenali-6-tahap-perkembangan-sensorik-dan-motorik-pada-si-kecil.png

Tahap perkembangan sensorik dan motorik, atau yang biasa disebut juga dengan sensorimotor, sudah berlangsung sejak si Kecil lahir hingga menginjak usia dua tahun. Perkembangan ini biasanya ditandai dengan kemampuan anak untuk mulai menggerakkan anggota-anggota tubuhnya, mulai dari menggenggam hingga berjalan. Namun, di sela-sela proses tumbuh kembang si Kecil ini, ia bisa saja terkena gangguan kulit yang dapat menggangu aktivitasnya. Untuk mencegah gangguan kulit pada si Kecil, pakaikanlah baby cream pada agar kulitnya terjaga selama beraktivitas dan bergerak, ya.

Menurut teori dari Jean Piaget, seorang psikolog perkembangan anak dari Swiss, perkembangan sensorik dan motorik ini sendiri memiliki enam tahapan. Supaya Ibu dapat mengoptimalkan proses tumbuh kembang si Kecil, yuk, kenali dulu enam tahapnya berikut ini!

  1. Refleks Sederhana

Tahap refleks sederhana biasanya sudah mulai terjadi sejak si Kecil lahir hingga berusia satu bulan. Pada tahap ini, ia akan banyak melakukan gerakan yang bersifat refleks, spontan, dan tidak disengaja. Contohnya, ia akan langsung menjulurkan lidah ketika bibir atau dagunya disentuh seperti ingin menyusu. Nah, gerakan ini didasarkan pada rangsangan dari luar yang ditanggapi secara spontan. Selain itu, refleks tersebut juga merupakan bukti bahwa si Kecil sedang mulai mencoba untuk mengenali aktivitas di sekitarnya, Bu.

  1. Respon Berulang

Pada tahap ini, umumnya si Kecil sudah mulai mampu mengulang kebiasaan-kebiasaan sederhana, seperti memasukkan jari ke dalam mulut. Fase ini disebut juga dengan reaksi sirkuler primer. Menurut teorinya ini, respon berulang yang dilakukan oleh si Kecil ini, biasanya sudah mulai dilakukan oleh anak usia 1-4 bulan sebagai cara untuk memenuhi kebutuhannya, misalnya ketika sedang merasa lapar atau gelisah, maka ia akan memasukkan jari ke dalam mulut untuk mengatasinya.

Tak hanya itu, otot mata si Kecil juga sudah mulai terbiasa bergerak mengikuti benda ia lihat. Begitu pun ketika mendengar suara, ia akan mulai menggerakkan kepala ke arah sumber suara tersebut. Nah, berbagai refleks atau respon yang muncul ini, sudah terekam pada memori si Kecil sehingga menjadi sebuah kebiasaan.

  1. Reaksi Sirkuler Sekunder

Pada tahap ini, biasanya si Kecil sudah mulai bisa menggerakkan beberapa mainan yang ditunjukkan padanya. Respon ini merupakan sebuah tanda bahwa ia sudah memasuki tahap perkembangan reaksi sirkuler sekunder, yang mulai berlangsung ketika si Kecil memasuki usia 4-8 bulan.

Fase reaksi sirkuler sekunder ini merupakan respon berulang yang melibatkan benda-benda di sekitar anak, misalnya, ketika si Kecil menggerakkan tangan berulang kali karena benda yang sedang digenggam olehnya dapat mengeluarkan bunyi ketika digoyangkan.   

Nah, supaya proses belajar si Kecil semakin optimal, Ibu perlu menjaga ia tetap nyaman saat bermain. Salah satunya adalah mencegah munculnya ruam ataupun iritasi kulit dengan selalu mengoleskan JOHNSON’S® Baby Creampada kulit si Kecil setiap habis mandi. Terbukti secara klinis lembut untuk kulit bayi, JOHNSON’S® baby cream mengandung pelembap yang dapat melindungi kulit bayi di masa pertumbuhannya ini.

  1. Koordinasi Reaksi Sirkuler

Si Kecil umumnya mulai mengalami perkembangan yang cukup siginifikan pada tahap ini, yaitu koordinasi antara gerakan dan perintah otak yang berlangsung selama usia 8-12 bulan. Di tahap ini, ia jugamulai bisa mengulang kembali gerakan-gerakan yang telah dipelajari dan diingat sebelumnya dengan cara yang lebih terkoordinasi. Contohnya, saat sedang menggenggam mainan, si Kecil akan mencoba untuk memukulkan benda tersebut pada objek lain yang berada pada jangkauannya.

Aktivitas seperti ini, biasanya dilakukan si Kecil untuk memenuhi tujuan tertentu, seperti ingin mendengar bunyi yang dihasilkan dari dua benda yang saling bersentuhan. Oleh sebab itu, Ibu tak perlu heran, apabila si Kecil di usia 8-12 bulan sedang senang-senangnya memukul benda-benda yang berada pada jangkauannya. Nah, mengingat aktivitas si Kecil kini sudah semakin meningkat, tubuhnya tentu akan lebih mudah berkeringat. Oleh sebab itu, jangan lupa untuk memakaikan  baby cologne pada pakaiannya sebelum ia beraktivitas agar si Kecil tetap wangi segar sepanjang hari.

  1. Reaksi Sirkuler Tersier

Reaksi sirkuler tersier, mengacu pada kesenangan dan keingintahuan atas hal-hal baru. Tahap perkembangan ini biasanya sudah mulai berlangsung pada usia 12-18 bulan. Di fase ini, si Kecil akan semakin tertarik dengan berbagai objek dan apa saja yang bisa ia lakukan terhadap benda tersebut, misalnya seperti menekan-nekan botol baby cream, menyusun balok dan lain sebagainya.

  1. Logika Berpikir

Inilah tahap perkembangan sensorimotor terakhir, yang berlangsung di usia 18-24 bulan. Pada tahap ini, fungsi mental si Kecil akan mulai bertransisi dari sensorimotor menjadi kemampuan kognitif. Fase ini merupakan tahap paling krusial dalam proses perkembangan sensorimotor karena ia kini sudah mulai mengembangkan kemampuan berimajinasi, logika berpikir, dan cara menyelesaikan masalah. Itu sebabnya, ketika Ibu menyembunyikan mainan atau baby cream saat sedang bermain dengannya, ia akan cenderung mencari benda tersebut di tempat terakhir ia melihatnya.

Itulah keenam tahap perkembangan sensorimotor pada si Kecil. Dengan mengenali tahap-tahap tersebut, Ibu bisa membantu si Kecil dalam mengoptimalkan perkembangan sensorimotornya selama ia berusia 0-24 bulan. Tak lupa, selalu pastikan kulit si Kecil terlindungi dari ruam saat sedang bereksplorasi dengan memberikan baby cream, ya. Selamat bermain bersama si Kecil!

Kembali ke Atas