Skip to main content

Apa itu MPASI? Kenali Panduan Nutrisi dan Tahapan Pemberiannya yang Tepat

Tahukah Bunda? Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat dapat mendukung tumbuh kembangnya agar optimal. Cek panduan lengkapnya di sini, yuk!

MPASI adalah Makanan Pendamping ASI yang sebaiknya diberikan pada si Kecil sebagai nutrisi tambahan untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka yang sedang bertumbuh. MPASI umumnya diberikan ketika bayi menginjak usia 6 bulan.

Walaupun Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik untuk bayi, kebutuhan energi dan nutrisi bayi terus meningkat dan tidak dapat tercukupi hanya dengan pemberian ASI saja. Si Kecil yang berusia 6 bulan membutuhkan energi sebanyak 600 kcal/hari, dan ini dapat diperoleh dari ASI sebanyak 400 kcal/hari dan MPASI sebanyak 200 kcal/hari.1

4 Prinsip Pemberian MPASI yang Tepat

Nah kira-kira apa saja yang perlu diperhatikan jika Bunda ingin memberikan MPASI pertama untuk si Kecil? Menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, ada empat poin yang perlu Bunda ketahui:2

  1. Tepat waktu. Berikan MPASI secara tepat waktu, yaitu saat ASI saja tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi. Bunda sebaiknya mengenali terlebih dahulu tanda kesiapan bayi dalam menerima MPASI.
  2. Adekuat. Pertimbangkan usia si Kecil, tekstur, frekuensi, porsi, hingga variasi MPASI. Selain itu, kandungan nutrisi dalam MPASI juga harus memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien mereka.
  3. Aman dan higienis. Proses persiapan dan pengolahan bahan makanan MPASI sebaiknya menggunakan cara, bahan, dan alat yang aman serta higienis.
  4. Diberikan secara responsif. MPASI diberikan dengan menggunakan metode responsive feeding, yaitu diberikan secara konsisten sambil memperhatikan tanda-tanda lapar dan kenyang yang ditunjukkan oleh bayi.

Nah, baca terus artikel ini agar Bunda mengetahui penjelasan lengkap seputar panduan pemberian MPASI yang tepat.

Yuk, Kenali Kesiapan Bayi untuk Memulai MPASI

Sudah siapkah si Kecil makan MPASI pertama? Bunda bisa mengenali kesiapannya dengan memantau perkembangannya, baik secara fisik maupun psikologis. Menurut panduan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), MPASI pertama dapat diberikan pada bayi saat berusia 6 bulan dan memperlihatkan tanda-tanda berikut:

  • Dapat duduk dengan leher tegak dan mengangkat kepalanya sendiri tanpa bantuan
  • Menunjukkan ketertarikan terhadap makanan, misalnya mencoba meraih makanan yang ada di hadapannya
  • Terlihat lebih lapar dan tetap menunjukkan tanda lapar, seperti gelisah dan tidak tenang walaupun Bunda sudah memberikan ASI secara rutin
  • Dapat menggenggam suatu benda dan memasukkannya ke dalam mulut
  • Menunjukkan respon membuka mulut ketika sendok didekatkan ke wajahnya

Jika si Kecil sudah memperlihatkan tanda-tanda di atas, itu berarti dia telah siap untuk memulai fase MPASI-nya ya, Bun. Berkonsultasilah dengan dokter anak jika Bunda memiliki pertanyaan atau keraguan seputar kesiapan bayi dan MPASI.

Proporsi Nutrisi MPASI yang Tepat

Nah, jenis nutrisi apa yang sebaiknya Bunda persiapkan untuk MPASI pertama si Kecil? Ternyata, Bunda dianjurkan untuk memberikan nutrisi yang lengkap sejak awal MPASI. Tidak ada urutan tertentu dalam pemberian MPASI. Karbohidrat, protein, sayur dan buah dapat diberikan sejak bayi berusia 6 bulan.

MPASI yang tepat secara kualitas dan kuantitas harus memenuhi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien si Kecil sesuai usianya. Makronutrien terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak. Sementara, mikronutrien yang paling tidak terpenuhi saat bayi berusia 6 bulan adalah zat besi. Oleh karena itu, si Kecil sebaiknya memperoleh MPASI yang kaya zat besi seperti hati ayam, daging merah, udang, dan tuna.3

Lebih lanjut, menurut Kementerian Kesehatan Indonesia, proporsi jenis kandungan yang dianjurkan MPASI si Kecil adalah sebagai berikut:4

  1. Karbohidrat sebanyak 35%, misalnya nasi, kentang, ubi, jagung, sagu, dan singkong.
  2. Protein hewani sebanyak 30%, misalnya daging sapi, ayam/unggas, telur, dan ikan.
  3. Protein nabati sebanyak 10%, misalnya olahan kacang-kacangan (tahu dan tempe).
  4. Vitamin dan mineral sebanyak 25%, misalnya sawi, bayam, wortel, jeruk, dan pepaya.

Dua kandungan utama yang sebaiknya diprioritaskan dalam menu MPASI pertama adalah karbohidrat dan protein, baik hewani maupun nabati. Karbohidrat dibutuhkan oleh bayi sebagai sumber energi utama. Sementara, protein dibutuhkan untuk pertumbuhan dan regenerasi sel.

Protein hewani juga sangat penting karena mengandung asam amino yang bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi. Ikan misalnya, mengandung asam lemak esensial (Omega 3 dan Omega 6) yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan otak dan mendukung kekebalan tubuh. Beberapa jenis ikan dengan asam lemak esensial dan bisa diolah untuk MPASI adalah ikan kembung, ikan tongkol, ikan tuna, ikan sarden, ikan tenggiri dan ikan salmon.5

Selain untuk pertumbuhan, lemak yang terkandung dalam protein juga berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen utama membran sel. Tidak hanya dari ikan, Bunda juga dapat menambahkan lemak pada MPASI melalui telur, alpukat, minyak kelapa, minyak wijen, margarin, mentega, serta santan.

Kebutuhan vitamin dan mineral dapat diperoleh dari buah dan sayur. Keduanya juga kaya akan serat. Namun, saat berusia 6-11 bulan, kebutuhan serat bayi masih sangat sedikit, yaitu 11 gram serat per hari, atau setara dengan setengah sendok makan saja.6 Karena itu, buah dan sayur dapat diperkenalkan dalam porsi yang lebih sedikit dibandingkan sumber makanan karbohidrat dan protein.

Tekstur & Frekuensi MPASI sesuai Usia Bayi

Bagaimana dengan tekstur MPASI? Ternyata, ada tahapannya sesuai usia bayi lho, Bun. Bayi yang baru belajar makan MPASI sebaiknya diberikan makanan dengan tekstur yang mudah dicerna, seperti bubur atau puree. Secara bertahap, Bunda dapat menaikkan teksturnya sesuai usia dan kemampuannya mengunyah.

Menaikkan tekstur MPASI secara bertahap sangatlah penting, agar anak belajar mengonsumsi berbagai variasi tekstur. Usia 6-9 bulan adalah masa kritis untuk memperkenalkan makanan padat secara bertahap untuk menstimulasi otot-otot oromotor atau keterampilan makan anak. Jika anak tidak diperkenalkan dengan makanan padat, maka akan menimbulkan risiko gangguan makan di kemudian hari.7

Sama halnya dengan tekstur, frekuensi dan porsi MPASI juga harus diperhatikan. Pastikan si Kecil memperoleh MPASI dalam jumlah yang tepat sesuai usianya, agar berat badannya optimal sesuai dengan kurva pertumbuhan. Selengkapnya, Bunda bisa melihat tabel panduan dari IDAI di bawah ini:

Usia Bayi Tekstur MPASI Frekuensi MPASI Porsi MPASI
6-9 bulan Bubur kental, atau makanan yang disaring (puree) maupun dilumat (mashed) 2-3 kali menu utama dan 1-2 kali camilan per hari Mulai dari 2-3 sendok makan tiap makan, dan naik bertahap hingga setengah mangkuk atau sebanyak 125 ml
9-12 bulan Makanan yang dicincang halus (minced), cincang kasar (chopped), dan yang dapat dipegang bayi 3-4 kali menu utama dan 1-2 camilan per hari Setengah mangkuk ukuran 250 ml

Jangan lupa, variasikan menu MPASI si Kecil ya, Bun. Selain untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, mengajarinya mencoba banyak rasa makanan dapat membantunya membentuk preferensi makanan yang sehat, dan menghindarkannya dari kecenderungan memilih-milih makanan atau picky eaters.

Tips Menjaga MPASI Agar Aman dan Higienis

Agar kesehatan si Kecil tetap terjaga, MPASI sebaiknya disiapkan, diolah, dan disimpan dengan cara yang higienis. Lakukan beberapa tips berikut:

  • Pastikan kebersihan tangan dan peralatan makan yang digunakan untuk menyiapkan serta menyajikan MPASI.
  • Gunakan bahan makanan yang segar dan masak hingga matang sempurna.
  • Gunakan air bersih yang aman setiap kali memasak, misalnya sup atau bubur.
  • Pisahkan talenan yang digunakan untuk memotong bahan makanan mentah dan bahan makanan matang.
  • Cuci tangan Bunda dan bayi sebelum makan dengan sabun dan air yang mengalir.
  • Simpan makanan yang akan diberikan kepada bayi di tempat yang bersih dan aman.
  • Jika hendak membuat stok MPASI, simpan pada suhu yang tepat sesuai dengan jenis makanannya.

Yuk Bun, jaga peralatan makan dan minumnya agar tetap bersih. Bunda dapat menggunakan sikat dan sabun cuci khusus, serta mensterilkan peralatan MPASI dengan cara merebus, menggunakan uap/steam, atau menggunakan alat sterilizer sesuai kebutuhan.

Terapkan Responsive Feeding dalam Pemberian MPASI

Prinsip terakhir dalam pemberian MPASI adalah dengan menggunakan metode responsive feeding. Responsive feeding berarti memberikan MPASI sambil memperhatikan respon si Kecil, misalnya kapan dia terlihat lapar maupun kenyang.8 Metode ini mencakup:

  • Menyuapi bayi MPASI dan mendampingi mereka saat makan
  • Memperhatikan dan peka terhadap tanda lapar atau kenyang yang ditunjukkan bayi
  • Mengenalkan dan memberikan MPASI secara perlahan dan sabar
  • Mendorong bayi untuk belajar makan tanpa memaksa
  • Menyediakan berbagai kombinasi makanan, rasa, tekstur, terutama jika bayi menolak untuk makan
  • Menyiapkan kursi dan meja makan serta kondisi yang nyaman untuk bayi belajar makan, sehingga mereka fokus dan tidak terdistraksi
  • Memberi kasih sayang, misalnya mengajak bayi mengobrol dan kontak mata saat makan

Terapkan juga feeding rules atau aturan saat makan sedari dini ya, Bun. Beberapa aturan yang bisa Bunda terapkan untuk si Kecil misalnya: memberinya MPASI dan camilan dengan jadwal yang teratur, memberinya waktu untuk makan selama 30 menit, tidak menyalakan televisi atau gadget saat makan, dan mendorongnya untuk belajar makan sendiri sambil tetap diawasi.

Jangan lupa, pastikan juga si Kecil selalu bersih sebelum dan sesudah makan MPASI. Selain pemberian MPASI yang tepat, Bunda dapat merawat kulitnya dengan produk yang tepat. Misalnya dengan Johnson’s® Cottontouch™ Hair and Body Baby Bath dan Johnson’s® Cottontouch™ Face and Body Baby Lotion yang dapat menjaga kulitnya agar tetap bersih dan wangi. Keduanya memiliki pH seimbang, Hypoallergenic, dan tanpa tambahan pewarna.

Johnson’s® Cottontouch™ Hair and Body Baby Bath adalah sabun cair 2n1 yang mengandung formula khusus untuk melindungi kulit sensitif bayi sejak hari pertama. Kandungannya dapat melindungi kulit si Kecil dari iritasi dan rumah akibat kulit kering. Bunda dapat menggunakan sabun ini untuk membersihkan rambut maupun kulit si Kecil dengan nyaman, karena lembut di mata dan tidak membuat perih.

Setelah mandi, lengkapi perawatan kulit si Kecil dengan menggunakan Johnson’s® Cottontouch™ Face and Body Baby Lotion. Kandungannya melembapkan kulit si Kecil hingga 24 jam, cepat menyerap dan tidak lengket. Kulit si Kecil jadi wangi dan lembut sepanjang hari. Aktivitas bermain, makan MPASI, hingga istirahat pun akan jadi lebih menyenangkan.

Nah, semoga artikel ini bermanfaat, dan selamat menikmati fase MPASI bersama si Kecil ya, Bunda!


Sumber:

Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). 2018. Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi

Buku Resep Makanan Lokal. Bayi, Balita dan Ibu Hamil. 2023. Kementerian Kesehatan RI.

Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Hal. 35. 2022. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

MPASI Terbaik Pada Masa Pandemi Covid 19. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. https://aimi-asi.org/layanan/lihat/mpasi-terbaik-pada-masa-pandemi-covid-19

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Hal. 35. 2022.

Pentingnya Konsumsi Makanan Sumber Serat Bagi Bayi, Anak-anak, dan Orang Dewasa. 2022. Kementerian Kesehatan Indonesia. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1838/pentingnya-konsumsi-makanan-sumber-serat-bagi-bayi-anak-anak-dan-orang-dewasa

Ternyata Tekstur MPASI Berbeda-beda Sesuai Usia Bayi. 2023. Kementerian Kesehatan Indonesia. https://ayosehat.kemkes.go.id/materi-medsos-ternyata-tektur-mpasi-berbeda-beda-sesuai-usia-bayi

Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk Pencegahan Stunting. 2024. Kementerian Kesehatan Indonesia. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3121/pemberian-makanan-pendamping-asi-yang-tepat-untuk-pencegahan-stunting

Citation

1. Pemberian Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MPASI). 2018. Ikatan Dokter Anak Indonesia. https://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-makanan-pendamping-air-susu-ibu-mpasi
2. Buku Resep Makanan Lokal. Bayi, Balita dan Ibu Hamil. 2023. Kementerian Kesehatan RI.
3. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Hal. 35. 2022. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
4. MPASI Terbaik Pada Masa Pandemi Covid 19. Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia. https://aimi-asi.org/layanan/lihat/mpasi-terbaik-pada-masa-pandemi-covid-19
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi, dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan Dasar, Hal. 35. 2022.
6. Pentingnya Konsumsi Makanan Sumber Serat Bagi Bayi, Anak-anak, dan Orang Dewasa. 2022. Kementerian Kesehatan Indonesia. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1838/pentingnya-konsumsi-makanan-sumber-serat-bagi-bayi-anak-anak-dan-orang-dewasa
7. Ternyata Tekstur MPASI Berbeda-beda Sesuai Usia Bayi. 2023. Kementerian Kesehatan Indonesia. https://ayosehat.kemkes.go.id/materi-medsos-ternyata-tektur-mpasi-berbeda-beda-sesuai-usia-bayi
8. Pemberian Makanan Pendamping ASI untuk Pencegahan Stunting. 2024. Kementerian Kesehatan Indonesia. https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/3121/pemberian-makanan-pendamping-asi-yang-tepat-untuk-pencegahan-stunting

Kembali ke Atas